ORANG SABAR DI SAYANG TUHAN

ORANG SABAR DI SAYANG TUHAN
ORANG SABAR DI SAYANG TUHAN

Kamis, 29 September 2016

MAKALAH ASUHAN BAYI, BALITA DAN ANAK MUNTAH DAN GUMOH PADA NEONATUS






MAKALAH ASUHAN BAYI,  BALITA DAN ANAK
MUNTAH DAN GUMOH PADA NEONATUS




Description: E:\LOGO\KH - D-IV BIDAN PENDIDIK.png


Oleh :
Izzatin nimah
201304023

PRODI D IV BIDAN
STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
TAHUN AJARAN 2014-2015


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang
Rumusan masalah
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN TEORI
Definisi muntah dan gumoh pada bayi
Penyebab muntah dan gumoh pada
Ciri-ciri antara muntah dan gumoh pada bayi
Cara menghindari dan menangani bati muntah dan gumoh
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA




KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa  yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai  tugas mata kuliah Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita dengan judul “Masalah Muntah dan Gumoh pada Neonarus dan Bayi”  di Stikes Karya Husada Kediri Terima kasih disampaikan kepada Bapak/Ibu dosen pengampu mata kuliah Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini.
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita.

Kediri 13 Desember 2014
           

Penyusun





















BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar belakang
Masa neonatal dini atau bayi baru lahir adalah dimulai dari usia 0-7 hari (Sritanti 2005). Regurgitasi merupakan keadaan normal yang sering terjadi pada bayi dengan usia dibawah 6 bulan. Seiring dengan bertambahnya usia, yaitu sampai usia diatas 6 bulan, maka regurgitasi semakin jarang dialami oleh anak (Nursalam dkk, 2005).
Gumoh merupakan gejala klinis yang paling sering ditemukan pada bayi yang mengalami Refluks Gastroesofagus (RGE). Refluks gastroesofagus didefenisikan sebagai kembalinya isi lambung ke dalam esophagus secara involunter tanpa adanya usaha dari bayi, sedangkan istilah regurgitasi digunakan apabila isi lambung tersebut dikeluarkan melalui mulut (Deddy Satrya dan Badriul hegar, hhttp://www.Pediatric,com. diperoleh tanggal 4 Juni 2009
Sekitar 70% bayi berumur dibawah 4 bulan mengalami gumoh minimal 1 kali
setiap harinya, dan kejadian tersebut menurun sesuai dengan bertambahnya usia hingga 8 – 10% pada umur 9-12 bulan dan 5% pada umur 18 bulan.Dalam Nakita (2006) dikatakan 70% bayi usia 4 bulan dalam sehari paling tidak mengalami gumoh. Dan saat anak berusia setahun bisa dikatakan hanya tinggal 10% yang masih mengalami gumoh.
            Sedikitnya 25% orang tua menganggap bahwa regurgitasi merupakan suatu
keadaan yang mencemaskan dan umumnya dihubungkan dengan frekuensi dan volume regurgitasi. Meskipun normal, gumoh yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang akan mengganggu pertumbuhan bayi. Juga kala terjadinya tidak hanya sesuai makan dan minum saja, tetapi juga selagi tidur meski aktivitas makan dan minum sudah dilakukan 3 jam yang lalu. Gumoh yang seperti ini tentu saja harus mendapat perhatian kendati mungkin saja saat itu berat badannya bagus dan sikecil masih mau makan dan minum. Dalam kondisi demikian orang tua harus hati-hati agar gumoh tidak berlanjut menjadi patologis yang diistilahkan refluks gastroesofagus, yakni adanya aliran balik dari lambung ke kerongkongan yang menyebabkan kerusakan lapisan dinding kerongkongan.Kerusakan dindin kerongkongan ini disebabkan oleh iritasi lambung yang juga ikut masuk kedalam
kerongkongan. Asam lambung ini mengiritasi daerah kerongkongan yang semula netral akhirnya terluka. Akibat selanjutnya, bayi akan rewel karena apapun yang dimakan dan diminum akan menyebabkan rasa sakit dikerongkongan. Jika tidak diatasi, ia akan menolak makan dan minumnya sehingga asupan nutrisinya berkurang
yang kemudian berdampak pada berat badan yang tidak kunjung naik sebagaimana
mestinya. Dengan kata lain, refluks bisa menyebabkan bayi tidak tumbuh optimal. Jika keadaan ini berlanjut tanpa ada penanganan yang baik dikawatirkan sel-sel di daerah kerongkongan akan berubah menjadi bentuk yang tidak lazim. Sel-sel dengan bentuk tidak lazim ini dikawatirkan akan menjadi factor timbulnnya keganasan di usia dewasa. Dengan demikian gumoh yang sering dan tidak seperti biasanya harus segera diantisipasi
dan ditangani karena efeknya memang tidak terlihat semua saat ini melainkan jangk panjang. Menurut Kishore, dari poliklinik anak RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.Fenomena gumoh terjadi pada semua bayi usia dibawah setahun. Begitu setahun lewat kejadian ini berhenti. Namun terkadang, menurutnya ada juga usia diatas 6 bulan pun gumoh sudah mulai berkurang. Kecuali bayi-bayi dibawah 6 bulan, terutama bayi yang baru lahir.  Adakalanya gumoh terjadi bila bayi merasa kesal karena tidak bisa menelan hingga ia pun menanangis. Sering kali bila hal ini terjadi, pengasuh atau orang tua malah memaksakan pemberiannya. Misal, dengan menaruh si bayi di posisi mendatar, lalu memasukkan makanan bayi. Otomatis bayi akan membatukkan hingga terjadi muntah. Peristiwa ini berbahaya sekali, karena saat itu makanan bisa masuk kesaluran napas dan menyumbatnya hingga berakibat fatal.  Masih menurut Kishore gumoh adalah gejala alami yang sangat natural dan terjadi pada setiap bayi, sehingga tidak bisa dicegah. Yang bisa dicegah adalah komplikasinya yaitu bila ada air susu yang masuk ke lambung. Dilambung itu ada asam lambung, sehingga susu itu bercampur dengan asam lambung. Kalau itu keluar dari mulut atau hidung, posisi bayi segera dimiringkan atau ditengkurapkan agar tidak tertelan dan masuk keparu-paru, itu yang berbahaya. Untuk meminimalkan gumoh, Dr. Kishore menyarankan pada saat pertengahan pemberian minum, kalau perlu disendawakan supaya udaranya keluar dari mulut bayi setelah minum







B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari muntah dan gumoh pada bayi?
2.      Apasaja penyebab dari  muntah dan gumoh pada bayi?
3.      Bagaimana ciri-ciri antara muntah dan gumoh pada bayi?
4.      Bagaimana cara menangani muntah dan gumoh pada bayi?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari muntah dan gumoh pada bayi.
2.      Untuk mengetahui penyebab dari muntah dan gumoh pada bayi.
3.      Untuk mengetahui ciri-ciri muntah dan gumoh pada bayi.
4.      Untuk mengetahui cara menangani, muntah dan gumoh pada bayi.




BAB II
PEMBAHASAN TEORI

1.      DEFINISI MUNTAH DAN GUMOH

Muntah pada anak merupakan keadaan yang cukup merisaukan orang tua dan mendorong mereka segera mungkin mencari pertolongan unutk mengatasinya , muntah dapat mengakibatkan berbagai akibat yang serius seperti peradangan lambung. Dehidrasi serta terganggunya ingetis (masuknya makanan ke dalam lambung).
 Muntah didefinisikan sebagai pengeluaran isi lambung (esofagus) melalui mulut secara paksa.
[Ismail dan wahyu (1996) dalam buku asuhan keperawatan anak gangguan sistem gastrointestinal dan hepatobilier (2011) : 65]
Muntah adalah pengeluaran isi lambung secara eksplusif melalui mulut dengan bantuan kontraksi otot- otot perut . perlu dibedakan dengan regurgitasi ruminasi ataupun refluks esofasug. Regurgitasi adalah makanan yang di keluarkan kembali ke mulut akibat gerakan antiperistaltik esofagus. Ruminasi yaitu oengeluaran makanan secara sadar untuk di kunyah kemudian di telan kembali. Sedangkan refluks esofagus merupakan kembalinya isi lambung ke dalan esofagus dengan cara pasif yang dapat disebabkan oleh hipotoni sfingter esofagus bagian bawah, posisi abnormal sambungan esofagus dengan kardia , atau pengosongan isi lambung yang lambat.
                                                (Buku kapita selekta kedokteran edisi 3 jilid 2, 2000 : 473)
Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian isi lambung setelah beberapa saat makanan masuk lambung
                        (Sudarti, M.Kes, dalam buku kelainan dan penyakit pada bayi&                              anak, 2010:10)
Gumoh adalah keluarnya kembalu (tumpah/gumoh) susu yang telah ditelan ketika atau beberapa saat setelah minum susu botol / menyusui dan dalam jumlah hanya sedikit.        
                        (Sugeng dan Weni dalam Buku Asuhan keperawatan neonatus                                dan anak, 2011 :112)




2.      PENYEBAB DARI MUNTAH DAN GUMOH
Muntah disebabkan oleh obstruksi saluran cerna dan kemungkinan diatur oleh saraf aferen viseral usus yang merangsang pusat muntah. Bila terjadi obstruksi di tengah bagian bawah duodenum, bolus kembali ke lambung dan muntahan dapat terwarnai empedu, lesi non-obstruksi saluran cerna juga dapat menimbulkna muntah. Konsisi ini kebnyakan terjadi pada penyakit usus besar bagian atas pankreas , hati, atau saluran empedu. Gangguan ketidakteraturan juga dapat menyebabkan muntah hebat dan menetap.
(Sidikin, M.Kes dalam buku Kepoerawatan anak gangguan pencernaan,, 2011 : 19)
                       
                        Penyebab Gumoh
1.      Bayi sudah kenyang
2.      Posisi salah saat menyusui atau pemberian susu botol
3.      Terburu-buru saat pemberian susu
4.      Kegagalan dalam mengeluarkan udara yang tertelan
(sudarti, M.Kes. dalam buku kelainan dan penyakit pada bayi dan anak, 2011:12-13)
                        Penyebab gumoh:
                                    1. ASI atau susu yang diberikan melebihi kapasitas lambung.
Lambung yang penuh juga bisa bikin bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi. Akibatnya si bayi muntah. Lambung bayi punya kapasitasnya sendiri.
2.posisi menyusui.
·         Sering ibu menyusui sambil tiduran dengan posisi miring sementara si bayi tidur telentang. Akibatnya, cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan, tapi ke saluran napas. Bayi pun gumoh.
·         pemakaian bentuk dot.Jika si bayi suka dot besar lalu diberi dot kecil, ia akan malas mengisap karena lama. Akibatnya susu tetap keluar dari dot dan memenuhi mulut si bayi dan lebih banyak udara yang masuk. Udara masuk ke lambung, membuat bayi muntah.
3.Klep penutup lambung belum berfungsi sempurna.
Dari mulut, susu akan masuk ke saluran pencernaan atas, baru kemudian ke lambung. di antara kedua organ tersebut terdapat klep penutup lambung. Pada bayi, klep ini biasanya belum berfungsi sempurna.

4.fungsi
 fungsi pencernaan bayi dengan peristaltik (gelombang kontraksi pada dinding lambung dan usus) untuk makanan dapat masuk dari saluran pencernaan ke usus, masih belum sempurna.
5. Terlalu aktif
 Misalnya pada saat bayi menggeliat atau pada saat bayi terus menerus menangis. Ini akan membuat tekanan di dalam perutnya tinggi, sehingga keluar dalam bentuk muntah atau gumoh.
                                                                                                                       
(http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/19/bayi-anda-gumoh-atau-muntah/)

3.      CIRI-CIRI ANTARA MUNTAH DAN GUMOH
CIRI - CIRI
GUMOH
MUNTAH
Volume cairan/makanan yang dimuntahkan
Sedikit kurang dari 10 cc. Berupa ASI yang sudah ditelan bayi.
Banyak lebih dari 10 cc. Berupa ASI atau susu formula dan makanan (padabayi diatas 6 bulan)
Cara keluar
Mengalir biasa dari mulut bayi. Tidak disertai kontraksi otot perut.
·         Menyembur dari perut bayi. Disertai kontraksi otot perut
·         Kadang juga keluar lewat lubang hidung bayi.

Umur bayi
Kebanyakan terjadi pada bayi berumur beberapa minggu, 1-4 bulan atau 6 bulan dan akan hilang dengan sendirinya
Tidak terjadi pada bayi baru lahir. Tapi bisa terjadi padabayi berumur 2 bulan dan dapat berlangsung sepanjang usia
Arti
Proses alami dan wajar untuk mengeluarkan udara yang tertelanbayi saat minum ASI 
Bisa menjadi pertanda adanya gangguankesehatan bayi atau gangguan fungsi pada organ pencernaan bayi
Penyebab

  • Bayi terlalu banyak ASI
  • Saat makan atau minum, udara ikut tertelan
  • Bayi gagal menelan karena otot penghubung mulut dan kerongkongan belum matang. Banyak terjadi pada bayiprematur


·         Ada kelainan pada sistem pencernaan bayi, misalnya kelainan katup pemisah lambung dan usus 12 jari. Cairan muntah biasanya berwarna hijau
·         Ada infeksi atau luka, misal infeksi tenggorokan yang memicu muntah. Kadang disertai bercak darah

Cara mengatasi
Disendawakan setelahbayi menyusui
Ditangani dokter sesuai penyebabnya
(http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Bayi/Gizi+dan+Kesehatan/bayi.muntah.atau.gumoh/001/001/231/1)


4.      CARA MENGHINDARI DAN MENANGANI BAYI MUNTAH DAN GOMUH

-          Cara menghindari serta menangguangi bayi muntah dan gumoh
1. Jangan berikan ASI atau susu saat bayi berbaring. Usahakan bayi dalam posisi tegak selama 30 menit setelah menyusui.
2. jangan duduka bayi di kursi khusus bayi setelah menyusu sebab dapat meningkatkan tekanan pada perutnya.
3. Hindari merangsang aktivitas yang berlebihan setelah bayi menyusu.
4. Jangan berlebihan memberikan susu atau ASI pada bayi. Lebih baik berikan dalm jumlah yang sedikit tapi sering.
5. Segera sendawakan bayi setelah menyusu. Bahkan bayi terkadang masih membutuhkan bersendawa di antara 2 waktu menysusu.
6. Pastikan lubang dot tidak terlalu kecil atau lebar. Bila terlalu kecil maka akan banyak udara yang masuk. Bila terlalu besar, susu akan mengalir lebih cepat sehingga dapat membuat bayi gumoh.
7. Jika bayi sangat lapar sebaiknya jangan berikan susu atau ASI terlebih dahulu sebab bayi akan minum tergesa-gesa sehingga akan banyak udara yang masuk.
8. Usahakan bayi dalam posisi miring dengan kepala lebih tinggi dari kaki membentuk sekitar 45 derajat. Posisi ini bisa membuat cairan turun ke bawah.
9. Jangan langsung mengangkat bayi saat gumoh atau muntah karena bisa jadi gumoh turun dan masuk ke paru-paru. Sebaiknya tengkurapkan atau miringkan bayi dan biarkan ia muntah sampai tuntas.
10. Bila bayi gumoh melalui hidung sebaiknya biarkan saja. Kondisi akan berbahaya bila cairan dihirup kembali dan masuk ke paru-paru. Keluarnya cairan dari hidung menandakan bahwa muntahan bayi terlalu banyak sehingga samapi keluar lewat hidung.
11. Kondisi akan membahayakan bila bayi tersedak sehingga muntahannya masuk ke paru-paru. Segera miringkan atau tengkurapkan bayi bila terliht tanda-tanda ingin muntah.
-          Penatalakssanaan pada saat bayi muntah
1.      Pengkajian faktor dan sifat muntah
-. Keluar cairan terus menerus kemungkinan obstruksi esofagus
- Proyektil lemungkinan terjadi stenosis pylorus
- Segera setelah lahir kemudian menetap kemungkinan terjadi peningkatan tekanan intra cranial

2.      Pengobatan tergantuk faktor penyebab
3.      Ciptakan suasana tenang
4.      Perlakukan baik dengan baik-baik dan hati-hati
5.      Diet yang sesuai dan tidan merangsang muntah jika simptomatis dapat diberi emetik
6.      Rujuk
(Sudarti dalam nuku kelainan dan penyakit pada bayi dan anak, 2011:12)



BAB III
PENUTUP

1.      KESIMPULAN
Muntah adalah pengeluaran isi lambung secara eksplusif melalui mulut dengan bantuan kontraksi otot- otot perut . perlu dibedakan dengan regurgitasi ruminasi ataupun refluks esofasug. Regurgitasi adalah makanan yang di keluarkan kembali ke mulut akibat gerakan antiperistaltik esofagus. Ruminasi yaitu oengeluaran makanan secara sadar untuk di kunyah kemudian di telan kembali. Sedangkan refluks esofagus merupakan kembalinya isi lambung ke dalan esofagus dengan cara pasif yang dapat disebabkan oleh hipotoni sfingter esofagus bagian bawah, posisi abnormal sambungan esofagus dengan kardia , atau pengosongan isi lambung yang lambat. Yang disebabkan karena oleh obstruksi saluran cerna dan kemungkinan diatur oleh saraf aferen viseral usus yang merangsang pusat muntah. Bila terjadi obstruksi di tengah bagian bawah duodenum, bolus kembali ke lambung dan muntahan dapat terwarnai empedu, lesi non-obstruksi saluran cerna juga dapat menimbulkna muntah. Konsisi ini kebnyakan terjadi pada penyakit usus besar bagian atas pankreas , hati, atau saluran empedu. Gangguan ketidakteraturan juga dapat menyebabkan muntah hebat dan menetap.
Gumoh adalah keluarnya kembalu (tumpah/gumoh) susu yang telah ditelan ketika atau beberapa saat setelah minum susu botol / menyusui dan dalam jumlah hanya sedikit. Yang disebabkan karena bayi kenyang, posisi salah saat menyusui atau posisi botol, terburu- buru saat pemberian susu dan kegagalan dalam mengeluarkan udara yang tertelan.


2.      SARAN
dalam makalah ini menjelaskan tentang mubtah dan gumoh pada neonatus. Jadi sebagai tenaga kesehatan hendaknya dapat mengetahui apa itu muntah dan apa itu gumoh serta cara penanganannya agar tidak sampai mengakibatkan kematian pada bayi.











DAFTAR PUSTAKA

            ___Sudarti, M.Kes, Buku Kelainan dan Penyakit pada Bayi dan Anak, 2011,Nuha Medika,Yogyakarta.
            ­­­___Sugeng&Weni, Buku Asuham keperawatan Neonatus dan Anak, 2011,Nuha Medika,Yogyakarta
            ___Sodikin,M,Kes, Buku Keperawatan Anak Gangguan Pencernaan,2011, Buku Kedokteran EGC, Jakarta
            ­­­___Sodikin, Buku Asuhan Keperawatan Anak Gangguan Sistem Gastrointestinal dan Hepatobilier, 2011,Salemba Medika, Jakarta
            ___Hegar B.Materi Kepaniteraan Umum: Muntah. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM
            ­­­___Catzel,P. 2010. Kapita Selekta Edisi 3 Jilid 2.Media Aesculapius, Jakarta
            ___Smith,G.D. dan watson, R.2005. Gstrointestinal Nursing. Blackweel Science Ltd,a Blackwell Publishing Company.
 
            ­­­­­­

Tidak ada komentar:

Posting Komentar