ORANG SABAR DI SAYANG TUHAN

ORANG SABAR DI SAYANG TUHAN
ORANG SABAR DI SAYANG TUHAN

Kamis, 29 September 2016

PENYAKIT KEGANASAN PADA WANITA







MAKALAH PENYAKIT KEGANASAN PADA WANITA




Description: E:\LOGO\KH - D-IV BIDAN PENDIDIK.png




OLEH
IZZATIN NIMAH (2013.04.23)                 





       PRODI DIV BIDAN PENDIDIK
STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
TAHUN AJARAN 2014-2015

 



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang di rubah menjadi sel kanker dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian.Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor,padahal tidak semua tumor adalah kanker.Tumor adalah segala benjolan abnormal.Tumor dibagi dalam dua golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas.Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas.Kanker dapat menimpa semua orang,pada setiap tubuh,dan pada semua golongan umum namun lebih sering menimpa orang yang berusia 40 tahun.Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak jaringan disekitarnya,penderita tidak merasakan adanya keluhan ataupun gejala. Bila sudah ada keluhan atau gejala,biasanya penyakitnya sudah lanjut. Penelitian menunjukkan bahwa tumor ovarium dan servix uteri mempunyai prevalensi sebesar 19.3% di indonesia.Oleh sebab itu kami berfikir untuk membuat makalah yang membahas tentang 4 penyakit keganasan pada wanita terbanyak di Indonesia yaitu, kanker serviks,kanker payudara,tumor ovarium dan kanker ovarium.

B.     Rumusan masalah
1.      Sejarah penyakit kanker dan tumor?
2.      Definisi penyakit kanker dan tumor?
3.      Etiologi penyakit kanker dan tumor?
4.      Macam dan satdium penyakit kanker dan tumor?
5.      Gejala penyakit kanker dan tumor?
6.      Terapi penyakit kanker dan tumor?

C.    Tujuan
1)      Untuk mengetahui Sejarah penyakit kanker dan tumor?
2)      Untuk mengetahui Definisi penyakit kanker dan tumor?
3)      Untuk mengetahui Etiologi penyakit kanker dan tumor?
4)      Untuk mengetahui Macam dan satdium penyakit kanker dan tumor?
5)      Untuk mengetahui Gejala penyakit kanker dan tumor?
6)      Untuk mengetahui Terapi penyakit kanker dan tumor?
baca selengkapnya !!!!






BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Sejarah penyakit keganasan pada wanita
Saat ini carsinoma istilah Yunani adalah istilah medis untuk tumor ganas berasal dari sel epitel.Hippocrates menjelaskan beberapa jenis kanker,ia menyebut tumor jinak oncos dan ganas carcinos.Penyebab pertama kanker yang di identifikasi oleh ahli bedah inggris Percivall Pott yang menemukan pada 1775 bahwa kanker dari skortum adalah penyakit umum diantaranya menyapu cerobong asap.Pekerjaan dokter individu lain menyebabkan berbagai wawasan tapi ketika dokter mulai bekerja bersama-sama mereka bisa membuat kesimpulan tegas.
Dengan meluasnya penggunaan mikroskop pada abad ke-18 ditemukan bahwa menyebarnya kanker racun dari tumor primer melalui kalenjar getah bening ke situs lain(metastasis).Pandangan dari penyakit ini pertama kali di rumuskan oleh ahli bedah inggris Campbellde Morgan antara 1871 dan 1874.Penggunaan operasi untuk mengobati kanker memiliki hasil yang buruk karena masalah degan kebersihan.
Scotlandia yang terkenal Alexandria Monro melihat bedah hanya dua pasien tumor payudara dari 60 operasi bertahan selama 2 tahun. Pada abad ke-19 asepsis bedah meningkatkan kebersihan dan sebagai statistik kelangsungan hidup naik. Operasi pengangkatan tumor menjadi pengobatan utama untuk kanker.
Ketika Marie Curie dan Piere Curie menemukan radiasi pada akhir abad ke-19 mereka tersandung pada pengobatan yang efektif pertama non bedah kanker dengan radiasi juga datang tanda-tanda pertama dari pendekatan multi disiplin untuk pengobatan kanker.
Sejak perang dunia II trend dalam pengobatan kanker adalah untuk meningkatkan pada tingkat mikro metode pengobatan yang ada,standarisasi mereka dan globalisasi mereka sebagai cara untuk menemukan obat melalui kemitraan epidemologi internasional.

B.     Prevalensi penyakit keganasan di Indonesia
Data dari WHO (2010) menunjukkan bahwa pada laki-laki, jenis kanker yang terbanyak di Indonesia adalah kanker paru, sedangkan pada perempuan adalah kanker payudara (lihat Gambar 1).  Menurut data rawat inap rumah sakit, insidensi kanker tertinggi di Indonesia secara umum adalah kanker payudara sebanyak 8.082 kasus (18,4%), diikuti dengan kanker leher rahim 4.544 kasus (10.3%), kanker hati dan saluran empedu 3.618 kasus (8,2%), leukemia 3.189 kasus (7,3%), Limphoma Non Hodgkin 2.862 kasus (6,5%), kanker bronkhus dan paru 2.537 kasus (5,8%), kanker ovarium 2.314 kasus (5,3%), kanker rektosigmiod rektum dan anus 1.861 kasus (4,2%), kanker kolon 1.635 kasus (3,7%), dan kanker kelenjar getah bening 1.022 kasus (2,3%). (Sistem Informasi Rumah Sakit Indonesia, 2008).
Menurut penelitian yang pernah dilakukan, prevalensi kanker berdasar provinsi menunjukkan bahwa ada 5 provinsi yang prevalensi kankernya melebihi prevalensi kanker nasional (>5.03%), yaitu Provinsi DIY sebesar 9.66%, Provinsi Jawa Tengah sebesar 8.06%, Provinsi DKI Jakarta sebesar 7.44%, Provinsi Banten sebesar 6.35%, dan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 5.76%. Kemudian jika berdasarkan odds ratio dari 12 jenis tumor ada diteliti menunjukkan bahwa tumor ovarium dan servix uteri mempunyai prevalensi sebesar 19.3% dengan 95% CI 17.8 – 20.9, sedangkan odds ratio yang terendah adalah tumor saluran pernafasan yang mempunyai prevalensi 0.6% dengan 95% CI 0.4 – 0.9. (Prevalensi tumor dan beberapa faktor yang mempengaruhinya di Indonesia, Ratih Oemiati, Ekowati Rahajeng, Antonius Yudi Kristianto, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2011).

C.    Macam-macam penyakit keganasan pada wanita
                   I.            Kanker Servik
a.       Definisi kanker servik
Penyakit ini mungkin merupakan yang terpenting  diantara penyakit alat kandungan lainnya. Hal ini disebabkan karena frekuensinya yang tinggi dan akibatnya terhadap penderita
Ca mamae lebih tinggi frekuensinya, tetapi Ca cervix lebih sering mematikan. Lebih banyak diketahui mengenai perkembangan epidermoid Ca dari servik dari penyakit Ca lainnya. Proses perubahan dari suatu epitelium yang normal sampai menjadi Ca invasif memberikan gejala, merupakan proses yang perlahan-lahan dan mengambil waktu bertahun-tahun dari saat diketahui adanya Ca intra epitelial sampai adanya metastase disekitarnya mengambil waktu 10 tahun ataulebih.
b.      Etiologi kanker servik
Walaupun dalam arti biologis sebab Ca cervik pada belum diketahui tetapi ada keadaan tertentu yang berhubungan erat dengan penyakit ini, sehinga dapat dapat dianggap sebagai faktor-faktor etiologi
1.      Perkawinan dalam usia muda
2.      Pasangan seksual yang berganti-ganti
3.      Jumlah kelahiran dengan jarak endek dan terlalu banyak
4.      Paling banyak terjadi pada usia 40-50 tahun
5.      Perlukaan mulut rahim yang tidak mendapatkan pengobatan yang tepat
6.      Infeksi virus banyak dijumpai pada kondisi sosial ekonomi rendah
7.      Hygien hubungan seksual rendah
(dr. Ida Ayu dkk , 2002 ; 206)
c.       Macam, Gejala dan stadium kanker servik
Macam-macam Ca servik ada dua jenis
·         Berasal dari porsio ( servik pars vaginalis ) disebut squamous cell atau epidermoid Ca
·         Berasal dari kanalis servikalis disebut adenocarcinoma
Sedangkan penentuan stadium klinis yang umum dilakukan pada saat pasien berada dalam anastesi, lebih baik dilakukan bersamaan oleh dokter ahli ginekologis dan radiasi hal ini termasuk pemeriksaan pelvis yang terinci sistoskopi dan proktoskopi, stadium ini di bagi menjadi empat
1.      Stadium pre kliniks
Tidak dapat dibedakan dengan cercivitis chronia biasa.
2.      Stadium permulaan (early stage)
Sering tampak sebagai lesi disekitar ostium eksternum pada batas kedua jenis epitel tampaknya sebagai daerah yang granuler keras lebih tinggi dari sekitarnya dan mudah berdarahkadag-kadang permukaannya di tutupi oleh perium buahan yang papiler.
3.      Stadium setengah lanjut
Atau moderately advanced stage telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio . bila tumbuhnya kedalam jaringan servik disebut inverting atau endophitic terba sebagai indurasi yang keras.
4.      Stadium lanjut
Atau disebut advanced stage yaitu terjadi kerusakan dari jaringan servik, sehingga tampaknya seperti ulkus dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah.vagina disekitarnya jadi mengeras juga ligaamentum latum sebagai akubat infiltrasi jaringan Ca dan juga karena infeksi. Selanjutnya jaringan Ca dapatmengenai rektum kandung kencing dan menyebabkan fistula.
Sedangkan gejala kliniks stadium-stadium kanker servik antara lain:     
  o-in situ
Tetap bertahan sampai sekitar 10 tahun baru mencapai stadium early invasived.
Keputihan yang sulit sembuh, mungkin dapat disertai gatal.
Terdapat perlukaan ringan sehingga dapat terjadi kontak darah, artinya setelah berhubungan seksual terjadi perdarahan. Gejala klinis ini sangat penting dan jangan malu menyampaikan pada suami dan mengajaknya memeriksakan secara dini.
early invasived
Keputihan semakin banyak, kadang berbau dan bercampur darah.
Kontak berdarah semakin sering terjadi.
Keeradaan tumornya masih terlokalisasi.
Pengobatan untuk keduanya sangat ideal, artinya dapat senbuh secara total.
Tindakan operasi semi radikal, dengan mengambil kesamping sampai jaringan sehatnya terjangkau.
Stadium I-IIa

Gejala klinisnya semakin berat.
Keputihan terus menerus bahkan dapat disertai darah yang bersifat intermiten.
Pada akhir stadium II menuju stadium III dapat disertai fistula kandung kemih atau rektum,akibatnya tidak terasa ketika berkemih atau devekasi,urine atau feses selalu ikut keluar dari liang senggama.
Pengobatan operasi sangat radikal,sehingga jaringan tumornya dapat di angkat seluruhnya.

Stadium III-IV
Sudah terjadi metastase sehingga pengobatannya sangat sulit dilakukan.
(Bagian obstetri dan ginekologi fakultas kedokteran Universitas Padjajaran Bandung Edisi 2,2010;129)




d.      Terapi kanker servik
1.      Iradiasi
Keuntungan:
a.       Dapat dipakai untuk semua stadium
b.      Dapat dipakai untuk wanita gemuk,tua dan pada medical risk
c.       Tidak menyebabkan kematian seperti pada operasi walaupun terkadang menyebabkan komplikasi
Kerugian:
a.       Kerentanan kandung kencing namun bersifat sementara.
b.      Perdarahan rectal.
c.       Fistula vesico atau recto vaginalis.
2.      Operasi
a.       Operasi Wertheim dan Limfadenektomi atau stadium I dan II. Kemungkinan angka harapan hidupnya 5 tahun kedepan.
b.      Operasi schauta, hyisteroktomi vagina yang radikal. Disini tidak dilakukan limfa fadenektomi dan diberikan radiasi
3.      Kombinasi
Pada terapi menggunakan gabungan antara iradiasi dan pembedahan, tidak dilakukan secara rutin. Sebab radiasi menyebabkan bertambahnya varkularisas, odema, sehingga tindakan operasi berikutnya dapat mengalami kesukaran  dan sering menyebabkan fistula. Disamping itu dapat menambah penyebaran ke sistem limfe dan peredaran darah.

                            II.            Kanker Payudara
a)      Definisi kanker payudara
Kanker payudara (Carcinoma mammae) dalam bahasa inggrisnya disebut breast cancer  merupakan kanker pada jaringan payudara. Kanker ini paling umum menyerang wanita, walaupun laki-laki juga punya potensi terkena akan tetapi kemungkinan sangat kecil dengan perbandingan 1 diantara 1000.
Kanker ini terjadi karena pada kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali, atau kanker payudara sering didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma.
Penyakit ini diklasifikasikan   Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam urutan 17.
b)      Etiologi kanker payudara
Etiologi dari kanker payudara belum diketahui secara spesifik, namun ada faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya kanker payudara.
1.      Usia
penyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan berusia diatas 50 tahun dan jarang terjadi pada perempuan sebelum menopause. Hampir 80% pada diagnosis awal kasus penyebaran sel kanker payudara terjadi pada perempuan di atas usia 50 tahun atau lebih, menurut the American Cancer Society (ACS)
2.      Riwayat Keluarga
Memiliki ibu atau saudara permpuan yg terkena kanker payudara atau kanker indung telur dapat meningatkan resiko. Risiko akan lebih tinggi ketika kanker payudara dialami anggota keluarga langsung (ibu, saudara perempuan, maupun anak perempuan), apalagi jika kanker tersebut menyerang saat mereka di bawah usia 50 tahun.
3.      Terbukti positif terkait dengan mutasi gen BRCA 1 atau BRCA 2
Kondisi ini secara signifikan meningkatkan peluang perempuan atau pria terkena kanker payudara. Bagi perempuan yang mengidap gen ini, mempunyai 80% peluang terserang kanker payudara, menurut ACS. Penelitian terbaru, telah ditemukan gen lainnya dan mutasi gen yang mungkin berhubungan dengan kanker payudara. Beberapa penelitian telah menunjukkan hampir 200 mutasi gen yang bisa menyebabkan kanker payudara.
4.      Riwayat Kesehatan Sebelumnya mengenai kondisi payudara
Hal ini termasuk divonis kanker payudara atau terkena proliferative breast disease (PBD). Kendati diketahui kondisinya jinak, PBD juga beresiko cukup tinggi berkembang menjadi kanker payudara. Dan lagi, setelah menjalani biopsi sebelumnya untuk mengangkat tumor mencurigakan yang ternyata jinak, bisa juga meningkatkan sedikit risiko kanker payudara.
5.      Keturunan Yahudi Ashkenazi
Populasi ini memiliki cukup banyak keturunan yang terkena kanker payudara.
6.      Ras
Kanker payudara lebih umum terjadi pada perempuan berkulit putih, ketimbang ras lainnya, seperti Latin, Asia, atau Afro-american.
7.      Terkena Radiasi Pada Dada
Untuk pasien yg dirawat untuk mengatasi Hodgkin’s lymphoma dengan radiasi pada bagian dada sebelum usia 30 tahun, peluang untuk berkembang menjadi kanker payudara juga besar ketimbang perempuan yang tidak menjalani perawatan ini.
8.      Penggunaan Hormon
Terapi Sulih Hormon (umumnya dilakukan untuk mengatasi gejala-gejala menapouse) atau eksposur lain terhadap estrogen atau progesteron meningkatkan risiko pada perempuan. Tipe kanker payudara tertentu bisa berkembang akibat pemakaian hormon tersebut. Risiko tergantung dari masa panjangnya pemakaian hormon. Semakin lama pemakaian, risiko semakin tinggi.
9.      Kepadatan Payudara
Perempuan yang kandungan lemak dalam tubuhnya sedikit, payudaranya padat, ternyata bisa meningkatkan npeluang terkena kanker payudara. Payudara cenderung lebih padat seiring pertambahan usia.
10.  Riwayat Kesehatan Reproduksi
Perempuan yg melahirkan anak dibawah usia 30 tahun mempunyai mempunyai risiko lebih rendah mengalami kanker payudara dibandingkan perempuan yang melahirkan anak setelah 30 tahun atau tidak memiliki anak sama sekali.
11.  Riwayat Haid
Perempuan yg pertama kali mengalami haid lebih awal (sebelum usia 12 tahun) atau mengalami menopouse setelah usia 55 tahun memiliki tingkat risiko kanker payudara yang tinggi.
12.  Terpapar Oleh DES (diethylstilbestrol)
Estrogen sintesis sudah diberikan sejak 1940an hingga awal 1970an untuk perempuan hamil. Sayangnya, DES dipercaya dapat meningkatkan risiko kanker secara perlahan. Selama bertahun – tahun, DES bisa mengakibatkan kanker vagina (jarang terjadi) atau kanker serviks. Penelitian baru menunjukkan bahwa anak perempuan terpapar DES selama dalam kandungan juga berisiko tinggi terkena kanker payudara.
13.  Obesitas Setelah Menopause
Permpuan yg berat badannya melonjak secara signifikan memliki estrogen lebih banyak dalam tubuhnya, karena beberapa hormon terbuat dari jaringan lemak. Ketika jumlah estrogen melonjak, risiko kanker payudara juga meningkat.
14.  Diet
Beberapa penelitian besar telah menunjukkan perempuan yg menjalani diet rendah lemak berisiko rendah mengalami kanker payudara. Diet ini juga dianjurkan pada penderita kanker yang bisa sembuh. Sebab, perempuan yg hobi mengonsumsi makanan yang kaya lemak, sel kankernya bisa tumbuh kembali.
15.  Malas Bergerak
Perempuan yg secara fisik tidak aktif, mempunyai risiko tinggi terkena kanker payudara. Hal ini dapat terjadi karena gaya hidup tidak aktif bergerak bisa berujung pada obesitas, yang juga merupakan faktor risiko  terkena kanker payudara.
16.  Konsumsi Alkohol
Beberapa penelitian telah menyimpulkan, bahwa semakin banyak alkohol yg dikonsumsi perempuan, risiko terkena kanker payudara lebih besar. Analisis dari penelitian menyarankan agar membatasi asupan alkohol perhari (min 2 gelas) sehingga dapat mengurangi risioko kanker payudara sebanyak 21%. Risiko akibat konsumsi alkohol ini terjadi karena alkohol bisa meningkatkan jumlah hormon.
17.  Merokok
Merokok secara signifikan meningkatkan risiko berkembangnya penyaki ini, terutama bagi perempuan yg memiliki riwayat keluarga mengidap kanker payudara.
c)      Macam-macam dan stadium payudara
1)      Stadium 1
Pada stadium ini, benjolan kanker tak lebih dari 2 cm dan tidak dapat terdeteksi dari luar. Perawatan yang sangat sistematis akan diberikan pada kanker stadium ini, tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh total pada pasien adalah 70%.
2)      Stadium 2
Pada stadium ini, kemungkinan sembuh penderita adalah 30 – 40 % tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker.Biasanya besarnya benjolan kanker sudah lebih dari 2 bahkan bisa sampai 5 cm dan tingkat penyebarannya pun sudah sampai daerah ketiak.Atau bisa juga ukuran kanker sudah mencapai 5 cm tapi belum menyebar kemana-mana.Biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
3)      Stadium 3A
Menurut data dari Depkes, 87% kanker payudara ditemukan pada stadium ini.Benjolan kanker sudah berukuran lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar limfa.
4)      Stadium 3B
Kanker sudah menyebar ke seluruh bagian payudara, bahkan mencapai kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot dada.Selain itu juga penyebarannya juga sudah menyerang secara tuntas kalenjar limfa. Jika sudah demikian tidak ada alternatif lain selain pengangkatan payudara.
5)      Stadium 4
Sel-sel kanker sudah merembet menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-paru, hati atau otak.Atau bisa juga menyerang kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher.Sama seperti stadium 3, tindakan yang harus dilakukan adalah pengangkatan payudara.
d)     Gejala kanker payudara
1.      Perubahan rasa pada payudara atau puting susu.
2.      Puting susu menjadi kaku.
3.      Perubahan warna kulit payudara, aerola payudara atau puting susu menjadi pucat, merah atau bengkak.
4.      Benjolan yg tidak hilang, tidak sakit, terasa keras, dan akan semakin tumbuh. Benjolan yang tumbuh dapat berupa kubis dan mudah berdarah.
5.      Ada rasa nyeri/ sakit pd payudara.
6.      Perubahan ukuran payudara.
7.      Timbul luka pada payudara yg tak kunjung sembuh.
8.      Puting tertarik kedalam.
9.      Kulit payudara berkerut seperti kulit jeruk.
10.  Terkdang keluar cairan, darah merah, kehitam-hitaman, atau nanah dari puting.

e)      Terapi atau penatalaksanaan kanker payudara
Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi : 1) pembedahan, 2) kemoterapi, 3) terapi hormon, 4) terapi radiasi dan 5) terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya. Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual (WHO, 2003).
1)      Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit, tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagian payudara yang mengandung sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara (mastectomy). Untuk meningkatkan harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan seperti radiasi,hormon atau kemoterapi.
2)      Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.
3)      Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir.
4)      Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi bisa digunakan secara tunggal atau dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine, obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel kanker saja.
5)      Terapi Imunologik
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.




                         III.            Kanker Ovarium
a.       Definisi kanker ovarium
Kanker ovarium adalah tumor ganas yang tumbuh pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar melalui system getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru – paru.
Kanker ovarium adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkendali. (Apotik Online dan Media Informasi Obat-Penyakit. Hal.2 di akses tgl 20-7-2009).
Kanker indung telur atau kista sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur. (Sofyan, 2006)
Kanker ovarium disebut sebagai “the silent lady killer” karena sulit diketahui gejalanya sejak awal. Sebagian besar kasus kanker ovarium terdiagnosis dalam stadium yang sudah lanjut. Kebanyakan kanker ovarium ini berawal dari kista. (Colombo N,Parma G, et al. Role of conservative surgeri in ovarian cancer 2005)
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kanker indung telur atau kista sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur.Dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkendali.

b.      Etiologi kanker ovarium
Tidak jelas apa yang menyebabkan kanker ovarium. Secara umum, kanker dimulai ketika sel-sel sehat mengalami mutasi genetik yang mengubah sel normal menjadi sel abnormal. Sel sehat tumbuh dan berkembang biak pada tingkat yang ditetapkan, akhirnya mati pada waktu yang ditetapkan. Sel-sel kanker tumbuh dan berkembang di luar kendali, dan mereka tidak mati. Adanya akumulasi sel abnormal akan membentuk suatu massa (tumor). Sel kanker menginvasi jaringan terdekat dan dapat pecah dari tumor awal untuk menyebar ke tempat lain dalam tubuh (metastasis). Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:
1.        Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
2.        Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium.Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen.Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.

c.       Macam-macam dan stadium kanker ovarium
1.        Kanker ovarium stadium I. Yaitu kanker ovarium nan sel-sel kankernya belum menyebar ke loka lain dan hanya sebatas sel dan jaringan ovarium saja, baik 1 bagian ovarium (stadium IA) maupun 2 bagian ovarium (kiri dan kanan= stadium IB)
2.        Kanker ovarium stadium II. Yaitu kanker ovarium nan sel-sel kankernya sudah menyebar di daerah panggul. Baik itu ke rahim dan tuba fallopi (stadium IIA); ke daerah di panggul (stadium IIB); ataupun nan sudah melibatkan pembentukan kapsul (stadium IIC)
3.        Kanker ovarium stadium III. Yaitu kanker ovarium nan sudah menyebar ke daerah perut dan juga kelenjar getah bening daerah panggul.
4.        Kanker ovarium stadium IV. Yaitu kanker ovarium nan paling parah. Di stadium ini sel-sel kanker sudah menyebar ke hati, limpa, dan berbagai organ-organ nan jauh dari ovarium.

d.      Gejala kanker ovarium
1.        Sering marasakan nyeri di perut
2.         Ukuran perut semakin besar
3.        Susah makan atau tidak nafsu makan
4.        Sering merasa kekenyangan
5.        Sering muntah dan buang air besar
6.        Kembung terus-menerus
7.        Terjadi pendarahan pada vagina
8.        Berat badan turun secara signifikan
9.        Sering merasa lelah dan sakit kepala
10.    Terapi kanker ovarium
e.       Terapi atau penanganan
1.      Operasi
Secara umumnya, operasi pembedahan adalah cara utama dalam pengobatan kanker ovarium, akan tetapi dengan operasi masih belum bisa membersihkan secara tuntas lesi yang sangat kecil di dalam tubuh pasien kanker ovarium, oleh karena itu dapat timbul metastasis dan kekambuhan setelah operasi
2.      Pengobatan kanker ovarium dengan radioterapi
Menurut type jaringan yang berbeda pada kanker ovarium, maka tingkat kepekaan terhadap radioterapi juga berbeda, dysgerminoma paling peka terhadap radioterapi, granulosa sel tumor memiliki kepekaan sedang, epitel tumor juga memiliki tingkat kepekaan tertentu; penyinaran setelah operasi diutamakan terhadap lesi tumor yang masih tersisa di rongga perut; pasien yang masih ada tersisa lesi tumor kecil tetapi tidak terjadi adhesi di rongga perut dapat melakukan perfusi radionuklida pada saat 7-14 hari setelah operasi.
3.      Pengobatan kanker ovarium dengan kemoterapi
Pengobatan kanker ovarium dengan kemoterapi merupakan pengobatan bantuan yang utama untuk kanker ovarium. estimasi operasi pengangkatan tumor yang sulit, maka sebelum operasi terlebih dahulu dilakukan kemoterapi sebanyak 1-2 kali, dapat meningkatkan efektifitas operasi pengangkatan. Kemoterapi setelah operasi dapat mencegah kambuh; bagi operasi pengangkatan yang tidak bersih, dengan kemoterapi memperoleh penangguhan sementara bahkan dapat memperpanjang jangka hidup; bagi yang tidak dapat dilakukan operasi pengangkatan, kemoterapi dapat membuat tumor mengecil, mudah digerakkan, menciptakan kondisi untuk operasi lagi.
4.      Pengobatan kanker ovarium dengan cara tradisional China medikal Pengobatan herbal tradisional China medikal terhadap kanker ovarium dilandasi dengan pandangan secara holistic (keseluruhan), menyesuaikan endokrin secara keseluruhan, agar peredaran darah lebih aktif dan sehat, karena bagi kaum wanita, darah merupakan materi dasar menstruasi, apabila fungsi organ terganggu, aliran energi dan darah juga terpengaruh, berdampak juga pada fungsi penyimpanan darah, dapat menyebabkan terjadinya banyak macam penyakit ginekologi.



5.      Pengobatan kanker ovarium dengan immunoterapi
Melalui penelitian klinis dan hasil pengalaman selama bertahun-tahun, merekomendasikan suatu metode pengobatan yang khas untuk pengobatan kanker ovarium yaiyu immunoterapi, sebagai dasar metode pengobatan ini ialah di dalam sistem kekebalan tubuh manusia, memiliki immunosel yang mempunyai fungsi identifikasi dan penekanan yang baik terhadap sel tumor, melalui sel-sel immun ini berhasil mengobati penyakit tumor. Inilah prinsip yang disebut “menggunakan sel-sel dari pasien untuk mengobati penyakit pasien sendiri”.
Keunggulan immunoterapi dalam pengobatan kanker ovarium 
1.      Membunuh sel kanker, tidak ada efek samping, tidak merusak sel normal tubuh manusia.
2.      Secara efektif menekan sel tumor, mengontrol dan mengecilkan tumor, mencegah kambuh dan metastase.
3.      Mengontrol lesi lokal, memperbaiki gejala klinis, meringankan penderitaan pasien, meningkatkan kualitas hidup.
4.      Dikombinasi dengan operasi, radioterapi dan kemoterapi dapat meningkatkan hasil pengobatan mengurangi keracunan dan juga cocok bagi pasien kanker stadium lanjut yang kehilangan kesempatan untuk operasi, radioterapi dan kemoterapi.

                         IV.            Tumor Ovarium
a.       Definisi Tumor Ovarium
Tumor adalah massa padat besar, meninggi, dan berukuran lebih dari 2 cm (Corwin, 2000). Tumor Ovarium adalah benjolan yang terdapat dalam ovarium. Tumor Ovarium padat adalah neoplasma.
Tumor ini dapat mencapai diameter 2 sampai 30 cm, dan beratnya dapat mencapai 20 kilogram, dengan 90% unilateral. Permukaannya tidak rata, konsistensinya keras, terdiri dari dari jaringan ikat, jaringan kolagen dan kadang ada degerasi hialin, warnanya merah jambu keabu-abuan. Tentang kepadatan tumor, ada yang konsistensinya memang betul-betul keras disebut fibroma durum; sebaliknya ada yang cukup lunak dan disebut fibroma molle.
Tumor ovarium merupakan proferasi sel yang abnormal tanpa  terkendali dan bisa merupakan yang benigna dan maligna ( Brooken, 2001: 435).
Tumor ovarium disebut juga stroma ovari yaitu bila jaringan tiroid merupakan satu-satunya jaringan ditemukan atau bila elemen teratoma  ditemukan sangat sedikit ( Boethin, Geist, 1996 : 1010)
Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah dari uterus dan umumnya duagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik (Syamsoehidayat, 2005 : 729)
Tumor jinak ovarium adalah bentuk padat atau kista yang dapat tumbuh secara alami. Tumor ovarium biasanya asimtomatis sampai mereka besar yang dapat menyebabkan tekanan pada pelvic ini merupakan deteksi dini dari keganasan (Jovand : 2009)

b.      Etologi Tumor Ovarium
Tumor ovarium dapat tumbuh karena berbagai sebab antara lain  karena pertumbuhan yang abnormal dijaringan yang terdapat  di tempat ovarium misalnya pertumbuhan abnormal dari folikel ovarium, korpusluteum, sel telur atau dapat juga karena endometriosis, kista folikel, kista tekalitein, teratomatistik benigna, kista demoid, kista demoid, kista denokarsinoma, kista ovarium dapat juga  terjadi karena jaringan disekitar sel oleh sebab tertentu, tumbuh abnormal dan membungkus sel telur tersebut sehingga membentuk kista (Hanifa, 2007 : 350)
c.       Macam – macam Tumor Ovarium
1.     Tumor kistik ovarium
Tumor kistik ovarium merupakan jenis yang paling sering terjadi terutama yang bersifat non-neoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari corpus luteum. Tetapi disamping itu ditemukan pula jenis yang betul merupakan neoplasma. Oleh karea itu tumor kistik dari ovarium yang jinak dibagi  dalam golongan :
Ø  Non-neoplastik (fungsionil)
1)      Kista follikel
a.       Gejala-gejala
Kista jenis ini tidak memberikan gejala yang karakteristik, bahkan kadang-kadang tidak menunjukkan gejala-gejala apapun. Kurve suhu basal bersifat monofasis.
Bila mencapai ukuran yang cukup besar, kista tersebut dapat menimbulkan rasa penuh dan tidak enak pada daerah yang dikenai. Seperti tumor ovarium yang dapat menyebabkan torsi.
Kadang-kadang dapat terjadi ruptura secara spontan, dengan disertai tanda-tanda perdarahan intra abdominal sehingga gambaran klinisnya dapat menyerupai suatu kehamilan ektopik yang terganggu.
Yang paling sering terjadi ialah cairan kista tersebut  mengalami resorpsi secara spontan setelah satu atau dua siklus.



b.      Diagnosa
Hanya dapat ditentukan dengan palpasi dari tumor tersebut. Tetapi kita tidak akan dapat menentukan dengan sekali pemeriksaan, apakah kista ini neoplastik atau non-neoplastik, kecuali bila ukurannya sangat besar.
Sebaiknya diadakan observasi beberapa minggu. Pada suatu kista follikel, bila diadakan pemeriksaan ulangan beberapa mingu kemudian telah kembali kebesarnya yang normal. Sebaliknya pada jenis neoplastik, tumor ini tidak akan mengecil, melainkan makin lama makin besar.
c.       Terapi
Biasanya tidak memerlukan terapi karena mengalami resorpsi spontan.
Bila harus diadakan operasi oleh karena adanay salah satu gangguan klinis atau oleh karena indikasi lain, sebaiknya tindakannya disesuaikan dengan keadaan.
Bila kista kecil dapat dilakukan punksi atau eksisi saja. Bila besar sabiknya di enucleasi dengan meninggalkan jaringan ovarium yang normal.
Ø  Neoplastik
Yang termasuk golongan ini ada 3 jenis :
1)      Cystadenoma mucinosum
Jenis ini dapat mencapai ukuran yang besar. Ukuran yang terbesar yang pernah dilaporkan adalah 328 pound.



2)      Cystadenoma serosum
Jenis ini lebih sering terjadi bila dibandingkan dengan mucinosum, ukurannya jarang sampai besar sekali.
3)      Kista dermoid
Tumor ini merupakan bagian dari teratoma ovarium. Bedanya tumor ini bersifat kistik, jinak dan elemen yang menonjol adalah ektodermal. Sel-sel pada tumor ini sudah matang (sel-sel berdifferensiasi). Kista ini jarang mencapai ukuran besar.

2.     Tumor Solid (Tumor Ovarium yang padat dan jinak)
a.       Fibroma Ovarii
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa mereka itu semuanya neoplasma yang ganas, meskipun semuanya mempunyai potensi maligna. Potensi menjadi ganas ini sangat berbeda pada berbagai jenis, umpamanya sangat rendah pada fibroma ovarii dan sangat tinggi pada teratoma embrional yang padat. Fibroma ovarii berasal dari elemen-elemen fibroblastik stroma ovarium atau dari beberapa sel mesenkhim yang multipoten.
b.      Tumor Brenner
Satu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan, biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause. Angka frekuwnsinya ialah 0,5% dari semua tumor ovarium. Penyelidikan yang terkhir memberi petunjuk bahwa sarang-sarang tumor brenner dari epitel selonik duktus mulleri.
    
a.       Stadium
Pembagian menurut F.I.G.O adalah sebagai berikut
·          Stage I          :    terbatas pada ovarium
·          Stage II        :    pertumbuhan mengenai satu atau dua ovarium dengan penyebaran dalam pelvis.
·          Satge III       :    pertumbuhan mengenai satu atau dua ovarium dengan metastase kedalam rongga perut seperti omentum, usus dan meneterium
·          Stage IV       :    pertumbuhan mengenai satu atau dua ovarium dengan metastase jauh di luar rongga perut.
b.      Gejala
1.      Rasa sakit atau kembung diperut
2.      Kesulitan buang air kecil atau sering buat air kecil
3.      Nyeri terus menerus dipunggung bagian bawah
4.      Nyeri pada saat hubugan seksual
5.      Nyeri haid dan perdarahan abnormal
6.      Kenaikan berat badab
7.      Mual muntah
8.      Menguragi nafsu makan

c.       Pemeriksaan tumor ovarium
Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat- sifat tumor itu.
Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan pula antara cairan di dalam rongga  perut yang bebas dan tidak.
Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.Penggunaan foto rontgen pada pielogram intravena dan pemasukan bubur barium dalam kolon sudah disebut di atas.
Parasentetis
Telah disebut pada fungsi asites berguna untuk menentukan sebab asites.Perlu diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.
Hitung Darah Lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukan anemia kronis jika ditemukan adanya massa, maka kemungkinan adalah keganasan ovarium.

d.      Terapi atau penatalaksaan tumor ovarium
1.      Pengangkatan tumor ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah, missal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.
2.      Kontrasepsi oral dapat digunkan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista.
3.      Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan tumor yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai penyangga.
4.      Tindakan perawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan pengobatan dan menajemen nyeri dengan analgetik atau tindakan kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau tekhnik relaksasi napas dalam, informasikantentang perubahan yang akan terjadi seperti tanda – tanda infeksi perawatan insisi luka operasi.























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kanker dan tumor adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya sel ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian.Sel-sel ini dapat mempengaruhi hampir setiap organ dalam tub uh manusia.Banyak orang terkejut saat mengetahuinya.Setiap jenis memiliki ciri khas penyebab,gejala dan metode pengobatan yang berbeda seperti kelompok penyakit yang lain.

B.     Saran
Dalam makalah ini masih banyak yang belum penulis bahas tentang kanker dan tumor.Oleh karena itu diharapkan kepada penulis lain yang akan mengangkat tema yang sama agar lebih baik dan lebih detail lagi dalam membuat makalah tentang penyakit kanker dan tumor.




DAFTAR PUSTAKA

Dr.Ida Ayu dkk.2009.”Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita”.Jakarta;EGC.

Prawiroharjo, Sarwono . 2011 “ Ilmu Kandungan” Jakarta : PT Bina Pustaka

Friedlman dkk . 1998. “ GINEKOLOGI” jakarta : Bina Rupa Aksara

Prof.dr. Ida Bagus G. 1998 ”Ilmu Kebidanan Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan “ jakarta EGC

Morgan, Gerry . 2009. “Obstetri dan Ginekologi” jakarta : EGC

Prof.R. Sulaiman S. 2010. “Ginekologi “ bandung : ELSTAR OFFSET




MAKALAH
PENYAKIT KEGANASAN PADA WANITA

Pembimbing :Tintin Hariyani SsiT,M.Kes dan tim











Oleh :
·        Izatin Ni’mah
·        Erlin Nur Endah
·        Oktavia Adhi Ningrum
·        Yunita Selvi Diantika


D-IV BIDAN PENDIDIK
STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
2015



 

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena hanya dengan rahmat serta ijin-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kesehatan Reproduksi dengan judul“penyakit keganasan pada wanita ”.Dalam penulisan dan penyusunan tugas mata kuliah kesehatan reproduksi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan semua pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.      Tinti Hariyani SsiT, M.Kes dan tim selakudosen matakuliah Kesehatan Reproduksi
2.      Rekan-rekan satu kelompok serta semua pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena, itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan tugas ini.
Semoga tugas mata kuliah Kesehatan Reproduksi inidapat berguna bagi penulis dan segala pihak khususnya bagi mahasiswa Prodi D IV BidanPendidik STIKES Karya Husada Pare Kediri.

Kediri, 16 April 2015

Penulis            




ii
 

 

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang...................................................................................... 1
B.     Rumusan masalah.................................................................................. 1
C.     Tujuan.................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN TEORI
A.    Sejarah penyakit keganasan pada wanita ............................................. 3
B.     Prevalensi penyakit keganasan di Indonesia......................................... 4
C.     Macam-macam penyakit keganasan pada wanita ................................. 4
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan........................................................................................... 28
B.     Saran..................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 29


iii
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar